Beranda

    Social Items

Kuliner Thailand sangat identik dengan daging dan makanan laut. Di Thailand, hidangan vegetarian biasanya hanya tersedia di restoran khusus dan pelanggannya hanya orang-orang tertentu pula. Tapi ada satu festival yang membuat Thailand tiba-tiba berubah menjadi surga bagi vegetarian. Saat festival ini digelar, mulai warung kaki lima sampai restoran kelas atas akan menyediakan makanan tanpa daging itu.

Setiap bulan kesembilan dalam kalender Cina, sekitar akhir September atau Oktober, warga Thailand merayakan festival vegetarian yang lazim mereka sebut Tesakan Kin Jay. Jutaan orang berpartisipasi dalam perayaan ini dengan berpantang daging selama sembilan hari. Tidak itu saja, sebagian lainnya akan mengenakan pakaian putih kuning, serta melakukan pantangan lainnnya seperti tidak berhubungan seks dan minum alkohol.

Baca Juga: Hostel Murah di Bangkok, Mulai Rp 19 Ribuan!

Menurut cerita, tradisi berpantang daging ini awalnya dilakukan oleh komunitas Cina yang mendiami pulau kecil di selatan Phuket. Sekitar dua abad lalu, pulau kecil itu konon dilanda wabah penyakit misterius. Pemuka masyarakat setempat berkeyakinan, wabah penyakit itu disebabkan karena mereka telah melupakan ritual agamanya. Lalu semua orang diwajibkan berpantang daging sebagai wujud pertobatan. Ajaibnya, setelah sembilan hari hanya makan tumbuh-tumbuhan, mereka yang terkena penyakit misterius menjadi sembuh seperti sediakala.

Meskipun Tesakan Kin Jay sangat dekat dengan budaya komunitas Cina, tradisi ini sekarang dilakukan oleh hampir semua kalangan di Thailand. Menurut survei yang dilakukan sebuah universitas di Bangkok, tujuh dari sepuluh warga Bangkok menjadi vegetarian atau setidaknya mengurangi konsumsi daging selama perayaan ini.

Bendera dan ornamen kuning simbol vegetarian 
Ada banyak alasan mengapa seseorang berpantang daging selama Tesakan Kin Jay. Bagi warga komunitas Cina, menjadi vegetarian merupakan wujud penghormatan kepada Sembilan Dewa yang mereka percayai turun dari surga saat perayaan ini. Menghindari makanan hewani juga diyakini bisa membersihkan diri dari dosa serta menyelamatkan hewan dari pembunuhan untuk dimakan.

Bagi yang tidak punya alasan religius, menghindari daging selama beberapa hari dipercaya bermanfaat untuk kesehatan. Sementara para wisatawan memanfaatkan festival ini untuk menikmati kuliner vegetarian Thailand yang sulit ditemui pada hari-hari biasa.

Suasana perayaan Tesakan Kin Jay paling terasa di kawasan Yaowarat Road yang dikenal sebagai pecinan Bangkok. Seluruh sudut pecinan Bangkok nampak semarak dengan ornamen serba kuning serta gerai-gerai makanan yang berjajar di tepi jalan menawarkan makanan vegetarian. Singkat kata, Anda jangan berharap bisa menemukan makanan daging karena yang dijual serba vegetarian.

Kreativitas warga Thailand dalam mengolah hidangan vegetarian sungguh mengagumkan. Hampir semua makanan yang biasanya terbuat dari daging bisa dibuat versi vegetariannya. Sekilas makanan itu sangat mirip hidangan dari daging, ada sosis, bakso, sate, bahkan nasi bebek versi vegetarian.

Sudut pecinan Bangkok yang dipenuhi pedagang makanan vegetarian 
Tentunya saya tidak puas hanya melihat-lihat saja tanpa mencicipinya. Setelah berkeliling sekian lama menyusuri Yaowarat Road, akhirnya saya memutuskan mampir di sebuah restoran yang kelihatannya cukup laris. Pada hari biasa, restoran itu menyajikan makanan dari daging. Tapi selama Tesakan Kin Jay, mereka hanya menjual hidangan vegetarian.

Baca Juga: Tak Bat, Ritual Pagi di Luang Prabang

Sayangnya, restoran itu tidak begitu bersahabat dengan orang asing. Menunya hanya ditulis dengan aksara Thai dan pelayannya juga tidak bisa berbahasa Inggris. Akhirnya saya hanya menunjuk gambar makanan yang kelihatannya seperti pad thai atau mi goreng khas Thailand.

Meski awalnya ada kendala komunikasi, pelayan hanya butuh waktu kurang dari lima menit untuk menyiapkan pesanan saya. Penyajian hidangan mereka juga cukup mengundang selera, membuat saya tak sabar ingin mencicipinya.

Pad thai versi vegetarian ini rasanya sangat berbeda dengan pad thai biasa yang dicampur daging atau makanan laut. Bumbu tajam yang menjadi ciri khas makanan Thailand sama sekali tidak terasa. Rupanya, si tukang masak juga menghindari penggunaan bawang dan bumbu-bumbu keras. Supaya rasa hidangan tidak hambar, mereka menambahkan gula. Sebagai pengganti daging, ditambahkan tahu, jamur dan daging tiruan yang terbuat dari protein tepung.

Pad thai ala vegetarian





Walaupun belum terbiasa dengan makanan vegetarian, saya cukup menikmati hidangan itu. Saya juga tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk sepiring pad thai vegetarian yang lezat itu karena harganya hanya 55 baht saja (sekitar Rp16 ribuan), sudah termasuk segelas minuman ringan dingin.

Anda tertarik untuk mengeksplorasi kuliner vegetarian ala Thailand? Silahkan berkunjung ke negeri gajah putih itu saat Tesakan Kin Jay!

Baca Juga: Makanan Kaki Lima yang Populer di Bangkok

Festival Vegetarian ala Thailand

Kuliner Thailand sangat identik dengan daging dan makanan laut. Di Thailand, hidangan vegetarian biasanya hanya tersedia di restoran khusus dan pelanggannya hanya orang-orang tertentu pula. Tapi ada satu festival yang membuat Thailand tiba-tiba berubah menjadi surga bagi vegetarian. Saat festival ini digelar, mulai warung kaki lima sampai restoran kelas atas akan menyediakan makanan tanpa daging itu.

Setiap bulan kesembilan dalam kalender Cina, sekitar akhir September atau Oktober, warga Thailand merayakan festival vegetarian yang lazim mereka sebut Tesakan Kin Jay. Jutaan orang berpartisipasi dalam perayaan ini dengan berpantang daging selama sembilan hari. Tidak itu saja, sebagian lainnya akan mengenakan pakaian putih kuning, serta melakukan pantangan lainnnya seperti tidak berhubungan seks dan minum alkohol.

Baca Juga: Hostel Murah di Bangkok, Mulai Rp 19 Ribuan!

Menurut cerita, tradisi berpantang daging ini awalnya dilakukan oleh komunitas Cina yang mendiami pulau kecil di selatan Phuket. Sekitar dua abad lalu, pulau kecil itu konon dilanda wabah penyakit misterius. Pemuka masyarakat setempat berkeyakinan, wabah penyakit itu disebabkan karena mereka telah melupakan ritual agamanya. Lalu semua orang diwajibkan berpantang daging sebagai wujud pertobatan. Ajaibnya, setelah sembilan hari hanya makan tumbuh-tumbuhan, mereka yang terkena penyakit misterius menjadi sembuh seperti sediakala.

Meskipun Tesakan Kin Jay sangat dekat dengan budaya komunitas Cina, tradisi ini sekarang dilakukan oleh hampir semua kalangan di Thailand. Menurut survei yang dilakukan sebuah universitas di Bangkok, tujuh dari sepuluh warga Bangkok menjadi vegetarian atau setidaknya mengurangi konsumsi daging selama perayaan ini.

Bendera dan ornamen kuning simbol vegetarian 
Ada banyak alasan mengapa seseorang berpantang daging selama Tesakan Kin Jay. Bagi warga komunitas Cina, menjadi vegetarian merupakan wujud penghormatan kepada Sembilan Dewa yang mereka percayai turun dari surga saat perayaan ini. Menghindari makanan hewani juga diyakini bisa membersihkan diri dari dosa serta menyelamatkan hewan dari pembunuhan untuk dimakan.

Bagi yang tidak punya alasan religius, menghindari daging selama beberapa hari dipercaya bermanfaat untuk kesehatan. Sementara para wisatawan memanfaatkan festival ini untuk menikmati kuliner vegetarian Thailand yang sulit ditemui pada hari-hari biasa.

Suasana perayaan Tesakan Kin Jay paling terasa di kawasan Yaowarat Road yang dikenal sebagai pecinan Bangkok. Seluruh sudut pecinan Bangkok nampak semarak dengan ornamen serba kuning serta gerai-gerai makanan yang berjajar di tepi jalan menawarkan makanan vegetarian. Singkat kata, Anda jangan berharap bisa menemukan makanan daging karena yang dijual serba vegetarian.

Kreativitas warga Thailand dalam mengolah hidangan vegetarian sungguh mengagumkan. Hampir semua makanan yang biasanya terbuat dari daging bisa dibuat versi vegetariannya. Sekilas makanan itu sangat mirip hidangan dari daging, ada sosis, bakso, sate, bahkan nasi bebek versi vegetarian.

Sudut pecinan Bangkok yang dipenuhi pedagang makanan vegetarian 
Tentunya saya tidak puas hanya melihat-lihat saja tanpa mencicipinya. Setelah berkeliling sekian lama menyusuri Yaowarat Road, akhirnya saya memutuskan mampir di sebuah restoran yang kelihatannya cukup laris. Pada hari biasa, restoran itu menyajikan makanan dari daging. Tapi selama Tesakan Kin Jay, mereka hanya menjual hidangan vegetarian.

Baca Juga: Tak Bat, Ritual Pagi di Luang Prabang

Sayangnya, restoran itu tidak begitu bersahabat dengan orang asing. Menunya hanya ditulis dengan aksara Thai dan pelayannya juga tidak bisa berbahasa Inggris. Akhirnya saya hanya menunjuk gambar makanan yang kelihatannya seperti pad thai atau mi goreng khas Thailand.

Meski awalnya ada kendala komunikasi, pelayan hanya butuh waktu kurang dari lima menit untuk menyiapkan pesanan saya. Penyajian hidangan mereka juga cukup mengundang selera, membuat saya tak sabar ingin mencicipinya.

Pad thai versi vegetarian ini rasanya sangat berbeda dengan pad thai biasa yang dicampur daging atau makanan laut. Bumbu tajam yang menjadi ciri khas makanan Thailand sama sekali tidak terasa. Rupanya, si tukang masak juga menghindari penggunaan bawang dan bumbu-bumbu keras. Supaya rasa hidangan tidak hambar, mereka menambahkan gula. Sebagai pengganti daging, ditambahkan tahu, jamur dan daging tiruan yang terbuat dari protein tepung.

Pad thai ala vegetarian





Walaupun belum terbiasa dengan makanan vegetarian, saya cukup menikmati hidangan itu. Saya juga tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk sepiring pad thai vegetarian yang lezat itu karena harganya hanya 55 baht saja (sekitar Rp16 ribuan), sudah termasuk segelas minuman ringan dingin.

Anda tertarik untuk mengeksplorasi kuliner vegetarian ala Thailand? Silahkan berkunjung ke negeri gajah putih itu saat Tesakan Kin Jay!

Baca Juga: Makanan Kaki Lima yang Populer di Bangkok

Tidak ada komentar

Punya pertanyaan atau komentar? Tuliskan di sini...