Beranda

    Social Items

Tampilkan postingan dengan label turki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label turki. Tampilkan semua postingan
Pada abad pertama masehi, Ephesus yang sekarang wilayah Turki adalah kota terbesar kedua di dunia setelah Roma di Yunani. Kejayaan Ephesus memang telah berahir. Namun, sisa-sisa peradaban yang usianya lebih dari tiga ribu tahun itu bukanlah sekadar onggokan puing. Reruntuhan kota kuno Ephesus ibarat mesin waktu yang mengantar imajinasi kita ke kehidupan masa silam.

Sebelum mengunjungi Ephesus, saya banyak membaca tentang kota kuno ini. Maklum, berwisata ke situs arkeologi sebenarnya tergolong kegiatan serius. Kita harus memahami latar belakang sejarahnya supaya tidak merasa mengamati onggokan puing.

Melintasi Lorong Waktu di Ephesus


Turki dikenal sebagai satu-satunya negara Muslim yang secara tegas menganut ideologi sekuler. Tapi bukan berarti jilbab yang sering dianggap simbol konservatisme itu sesuatu yang langka di Turki. Pemandangan beberapa kota di Turki lebih mirip Tehran di Iran, jauh dari kesan negara sekuler.

Tengoklah Konya, sebuah kota yang berada di Central Anatolia Turki. Sekitar 70 persen kaum hawa di sana memilih menggunakan jilbab. Konya adalah salah satu kota besar di bagian tengah Turki. Jadi salah besar kalau Anda mengira perempuan yang memakai jilbab hanya tinggal di desa atau kota-kota kecil. Dan Konya bukanlah satu-satunya kota di Turki yang dipenuhi pemakai jilbab. Pemandangan yang saya akan ditemui di kota-kota metropolitan lainnya di wilayah Central Anatolia seperti Kayseri dan Nevsehir.

Lautan Jilbab di Turki

 Apa yang tebersit di pikiran Anda saat mendengar nama Turki? Kebab, Kemal Ataturk, Imperium Turki Usmani, atau keindahan Laut Mediterania? Boleh jadi, jawabannya tergantung minat dan karakter Anda. Bagi penyuka wisata kuliner, mungkin akan langsung berpikir tentang kebab. Kalau kebetulan Anda pembaca setia buku-buku sejarah, pasti langsung terpikir Kemal Ataturk. Atau Anda jenis orang yang mencintai laut dan pantai? Panorama Laut Mediterania pasti langsung terbayang di depan mata.

Hasil Jalan-jalan Gratis yang Jadi Buku

Sejujurnya, saya tidak menyukai perjalanan dengan bus, apalagi untuk perjalanan jauh. Setelah 1-2 jam berada di bus, perut rasanya seperti terkocok-kocok, mual dan ingin muntah. Saya juga sulit tidur dalam perjalanan bus malam. Belum lagi harus menahan pegal di pantat karena harus duduk lama. Pokoknya sangat tersiksa!

Namun, karena pertimbangan efisiensi waktu dan kepraktisan, saat backpacking ke Turki beberapa waktu lalu saya “terpaksa” menggunakan bus. Setelah melakukan riset sana-sini, saya mendapat informasi bahwa perjalanan dengan kereta api di Turki memakan waktu yang lebih lama. Sudah begitu, banyak objek wisata menarik di Turki seperti Cappadocia dan Selcuk, tidak bisa dijangkau secara langsung dengan kereta api dari Istanbul.

Naik Bus Keliling Turki

Siapa saja yang berkunjung ke Istanbul harus mencoba balik ekmek. Secara harfiah, “balik” berarti ikan dan “ekmek” berarti roti. Jadi, kurang lebih “balik ekmek” berarti sandwich ikan. Ini berbeda dengan sandwich biasa, apalagi seperti yang dijual di Mc Donalds. Supaya pengalaman yang didapat lebih spektakuler, makanlah sandwich itu di bawah jembatan!

Kota Istanbul lokasinya dikelilingi air, terbelah oleh Selat Bosphorus yang memisahkan Benua Asia dan Eropa, serta bagian selatannya dibatasi oleh Laut Marmara. Istanbul sudah menjadi jalur perlintasan pelayaran sejak berabad-abad lalu. Perikanan menjadi komoditas yang penting di sana. Ikan dan hasil laut menjadi bahan makanan yang penting, dan ini telah mempengaruhi tradisi kuliner Istanbul sejak ratusan tahun lalu.

Makan Sandwich Ikan di Bawah Jembatan Galata