Chiang Mai adalah kota di Thailand yang paling banyak memiliki kuil Buddha. Hampir di setiap sudut kota ini akan dengan mudah ditemui tempat peribadatan umat Buddha tersebut. Belum lagi kekayaan kulinernya, pusat belanja murah, serta indahnya panorama Chiang Mai yang dikelilingi pegunungan. Tak salah lagi, kota ini adalah satu tujuan wisata paling menarik di utara Thailand.
Ching Mai terletak sekitar 700 kilometer di utara kota Bangkok. Setiap hari ada beberapa kereta api yang melayani jurusan ke Chiang Mai dari stasiun Hualamphong, Bangkok. Selain itu, bus antarkota yang melayani trayek ke Chiang Mai berangkat dengan frekuensi yang cukup sering. Kalau ingin menggunakan pesawat terbang, Chiang Mai bisa dicapai dengan penerbangan langsung dari Bangkok, Phuket, Singapura dan Kuala Lumpur.
Dibandingkan Phuket dan Pattaya yang berada di bagian selatan Thailand, Chiang Mai jauh lebih tepat dijadikan tujuan wisata budaya bersama keluarga. Suasananya terasa bersahabat, menawarkan keindahan alam serta budayanya yang unik. Namun entah mengapa, Chiang Mai tidak terlalu populer di kalangan wisatawan Asia. Kota ini sudah lama menjadi tujuan favorit bakpacker dari Eropa dan Amerika Utara. Tapi wisatawan dari Cina dan India yang biasanya memadati kota Bangkok jarang terlihat.
Riwayat Chiang Mai bermula lebih dari 700 tahun lalu ketika Raja Mengrai mendirikan kota ini pada 1296 sebagai ibukota kerajaan Lanna. Wilayah kota tua Chiang Mai dikelilingi oleh tembok tinggi dan kanal-kanal. Saat ini hanya sebagian kecil saja tembok kota itu yang masih utuh. Wilayah kota tua yang berada di dalam tembok ini menyimpan pesona paling unik yang dimiliki Chiang Mai.
Wat Chedi Luang |
Pagoda utama di kompleks Wat Chedi Luang memiliki ketinggian 85 meter, pernah menjadi bangunan tertinggi di Chiang Mai selama lebih dari 500 tahun. Akibat gempa bumi, pagoda ini sempat runtuh namun sekarang sudah direstorasi. Hal unik lainnya dari Wat Chedi Luang adalah koleksi patung liling yang tersimpan di salah satu bangunan dalam kompleks kuil. Patung lilin itu berupa figur seorang biksu yang pernah mengabdi di Wat Chedi Luang. Sekilas, patung lilin ini sangat mirip dengan manusia asli. Masyarakat lokal sering berdoa di depannya dengan membawa berbagai macam sesaji.
Tidak jauh dari Wat Chedi Luang, terdapat kompleks kuil lain yang tak kalah menarik. Kuil atau vihara itu disebut Wat Pan Thao. Berbeda dengan kuil-kuil lain yang biasanya didominasi warna emas, bangunan Wat Pan Thao terbuat dari kayu jati yang menampakkan warna aslinya. Bagian dalam kuil ini dihiasi dengan patung-patung Buddha serta sejumlah barang-barang keramik kuno.
Altar tempat berdoa, Wat Doi Suthep |
Meskipun masih aktif digunakan sebagai tempat berdoa, Wat Doi Suthep terbuka untuk umum. Bukan hanya untuk penganut Buddha saja. Di Wat Doi Suthep, kita bisa menyaksikan panorama kota Chiang Mai dari ketinggian. Pemandangan paling menarik adalah pesawat yang lepas landas maupun yang hendak mendarat di bandara Chiang Mai. Semuanya bisa disaksikan dari ketinggian bukit Doi Suthep!
Salah satu bangunan di kompleks Bhuping Palace |
Khao soi, makanan khas Chiang Mai |
Sebelum meninggalkan Chiang Mai, jangan sampai lupa untuk mencicipi Khao Soi, yakni makanan khas daerah ini. Khao soi ini adalah mi kuning yang disajikan bersama kuah kari pedas. Sebagai pelengkap, khao soi biasanya disantap bersama acar dan sea food. Citarasanya sangat unik dan khas. Patut dicoba!
Panduan lengkap perjalanan ke Chiang Mai dan Thailand utara bisa didapatkan di buku Bakcpacking: Thailand yang diterbitkan Elex Media Komputindo.
Tidak ada komentar
Punya pertanyaan atau komentar? Tuliskan di sini...