Beranda

    Social Items

Mencicipi hidangan lokal adalah salah satu kegiatan paling seru saat jalan-jalan. Namun, tak semua orang berani menikmati petualangan kuliner ini. Ada yang khawatir kalau rasanya tak cocok di lidah, kurang yakin dengan kebersihan dan kehalalannya, takut harganya terlalu mahal, serta banyak alasan lainnya.
 
Karena itu, restoran makanan siap saji internasional sering jadi pilihan yang aman. Bahkan, ada yang hanya menyantap mi instan yang dibawa dari rumah. Alasan mereka, urusan perut tak bisa dikompromi. Lidah tak bisa dipaksa menikmati makanan yang asing.
 
Alasan itu mungkin ada benarnya. Tapi, Anda tak bisa merasakan pengalaman wisata kuliner yang mengesankan kalau hanya sekadar ingin cari aman. Simak beberapa panduan berikut supaya wisata kuliner menjadi pengalaman yang seru, bersahabat dengan isi kantong, dan tentunya kesehatan tetap terjaga.

Masih doyan fast food?

Minta rekomendasi 

 Rekomendasi tempat makan bisa Anda dapatkan di buku panduan perjalanan atau informasi dari internet. Selain itu, Anda juga bisa minta saran dari teman atau anggota keluarga yang pernah berkunjung ke daerah tersebut. Namun, rekomendasi yang paling berharga hanya dari penduduk lokal. Pakar kuliner sekalipun sering mendapat informasi dari orang lokal, jadi pertimbangkan saran mereka. Penduduk lokal biasanya paling tahu tempat makan yang murah, bersih, dan rasanya enak.

Berani mencoba 

Banyak orang enggan mencicipi makanan lokal hanya karena khawatir rasanya tak cocok di lidah. Tapi, Anda tak akan pernah tahu rasanya kalau tak mencoba. Seringkali, hidangan yang nampak menjijikkan di mata orang asing justru jadi makanan favorit warga lokal. Jadi, soal rasa dan selera sebenarnya hanya persepsi saja.

Yang perlu Anda lakukan hanya membiasakan diri dengan makanan yang sebelumnya asing. Beri kesempatan lidah Anda mencecap cita rasa yang baru. Sebagai awalan, coba dulu hidangan yang mirip masakan Indonesia. Kalau sudah terbiasa, lidah akan lebih mudah menerima jenis hidangan lainnya. Bisa jadi, makanan yang mulanya terasa aneh kelak menjadi hidangan favorit Anda!

Walaupun terlihat aneh, dicoba saja! 

Ingat pantangan makanan 

Saat melancong, orang cenderung kurang memperhatikan bahan makanan yang harus dihindari. Bagi pengidap alergi atau memiliki penyakit tertentu, pantangan makanan tak boleh dianggap sepele. Menyantap makanan yang dilarang dokter sama saja dengan mengundang masalah kesehatan serius. Meskipun jauh dari rumah, pastikan Anda tetap melaksanakan anjuran dokter.

Cari tahu kehalalannya

 Konsep halal mungkin kurang dimengerti oleh orang-orang yang tinggal di negara non-Muslim. Supaya tidak membuat bingung atau salah paham, cukup tanyakan pada pelayan atau penjualnya apakah makanan tersebut mengandung babi dan bahan lainnya yang dilarang menurut agama Islam. Kalau masih kurang yakin dengan kehalalan masakan lokal, masih ada cara lain untuk menikmatinya. Anda bisa memilih hidangan dari hasil laut, telur, atau makanan vegetarian.

Perhatikan kebersihannya 

Senikmat apapun suatu makanan, tak akan bisa mengundang selera kalau penyajiannya kurang higienis. Sebelum memutuskan membeli makanan di warung atau rumah makan tertentu, perhatikan kondisi lingkungannya apakah cukup bersih. Setelah itu, perhatikan baik-baik kebersihan tukang masak dan pelayannya. Kalau pakaian dan kuku mereka kotor, itu sudah lampu merah untuk Anda.

Ini namanya Penang laksa, favorit saya dan dijamin enak! 

Tanyakan harganya

 Banyak orang gengsi menanyakan harga makanan yang hendak dibeli. Bagi penduduk lokal, hal tersebut tak menjadi masalah karena mereka tahu persis harga yang berlaku. Tapi bagi turis, perilaku gengsi ini bisa mengundang tindak penipuan. Bagi banyak orang, terasa tabu memprotes harga yang harus dibayar saat makanan sudah habis disantap. Bisa dipastikan, orang yang punya maksud jelek akan memanfaatkan tabu ini untuk menguras isi kantong Anda.

Kalau Anda benar-benar enggan bertanya soal harga makanan, sebaiknya pilih rumah makan yang mencantumkan harga di daftar menu mereka. Tapi, tempat makan lokal biasanya jarang mencantumkan harga. Risikonya, pilihan Anda menjadi jauh lebih sedikit.

Ikut kursus memasak 

Di tempat-tempat wisata terkenal banyak ditawarkan kursus memasak singkat untuk turis. Kalau tertarik dengan hidangan lokal, mengapa tak mencoba memasaknya sendiri? Resep yang Anda pelajari bisa dipraktikkan di rumah. Anggota keluarga yang tidak ikut melancong bisa Anda bawa “jalan-jalan” dengan mengenalkan masakan daerah yang Anda kunjungi. Oleh-oleh yang sangat mengesankan, bukan?

Baca juga: 

Asyiknya Wisata Kuliner di Bangkok
Makan Sandwich Ikan di Bawah Jembatan Galata
Manila Kecil di Tengah-tengah Dubai

Supaya Berani Menikmati Petualangan Kuliner

Mencicipi hidangan lokal adalah salah satu kegiatan paling seru saat jalan-jalan. Namun, tak semua orang berani menikmati petualangan kuliner ini. Ada yang khawatir kalau rasanya tak cocok di lidah, kurang yakin dengan kebersihan dan kehalalannya, takut harganya terlalu mahal, serta banyak alasan lainnya.
 
Karena itu, restoran makanan siap saji internasional sering jadi pilihan yang aman. Bahkan, ada yang hanya menyantap mi instan yang dibawa dari rumah. Alasan mereka, urusan perut tak bisa dikompromi. Lidah tak bisa dipaksa menikmati makanan yang asing.
 
Alasan itu mungkin ada benarnya. Tapi, Anda tak bisa merasakan pengalaman wisata kuliner yang mengesankan kalau hanya sekadar ingin cari aman. Simak beberapa panduan berikut supaya wisata kuliner menjadi pengalaman yang seru, bersahabat dengan isi kantong, dan tentunya kesehatan tetap terjaga.

Masih doyan fast food?

Minta rekomendasi 

 Rekomendasi tempat makan bisa Anda dapatkan di buku panduan perjalanan atau informasi dari internet. Selain itu, Anda juga bisa minta saran dari teman atau anggota keluarga yang pernah berkunjung ke daerah tersebut. Namun, rekomendasi yang paling berharga hanya dari penduduk lokal. Pakar kuliner sekalipun sering mendapat informasi dari orang lokal, jadi pertimbangkan saran mereka. Penduduk lokal biasanya paling tahu tempat makan yang murah, bersih, dan rasanya enak.

Berani mencoba 

Banyak orang enggan mencicipi makanan lokal hanya karena khawatir rasanya tak cocok di lidah. Tapi, Anda tak akan pernah tahu rasanya kalau tak mencoba. Seringkali, hidangan yang nampak menjijikkan di mata orang asing justru jadi makanan favorit warga lokal. Jadi, soal rasa dan selera sebenarnya hanya persepsi saja.

Yang perlu Anda lakukan hanya membiasakan diri dengan makanan yang sebelumnya asing. Beri kesempatan lidah Anda mencecap cita rasa yang baru. Sebagai awalan, coba dulu hidangan yang mirip masakan Indonesia. Kalau sudah terbiasa, lidah akan lebih mudah menerima jenis hidangan lainnya. Bisa jadi, makanan yang mulanya terasa aneh kelak menjadi hidangan favorit Anda!

Walaupun terlihat aneh, dicoba saja! 

Ingat pantangan makanan 

Saat melancong, orang cenderung kurang memperhatikan bahan makanan yang harus dihindari. Bagi pengidap alergi atau memiliki penyakit tertentu, pantangan makanan tak boleh dianggap sepele. Menyantap makanan yang dilarang dokter sama saja dengan mengundang masalah kesehatan serius. Meskipun jauh dari rumah, pastikan Anda tetap melaksanakan anjuran dokter.

Cari tahu kehalalannya

 Konsep halal mungkin kurang dimengerti oleh orang-orang yang tinggal di negara non-Muslim. Supaya tidak membuat bingung atau salah paham, cukup tanyakan pada pelayan atau penjualnya apakah makanan tersebut mengandung babi dan bahan lainnya yang dilarang menurut agama Islam. Kalau masih kurang yakin dengan kehalalan masakan lokal, masih ada cara lain untuk menikmatinya. Anda bisa memilih hidangan dari hasil laut, telur, atau makanan vegetarian.

Perhatikan kebersihannya 

Senikmat apapun suatu makanan, tak akan bisa mengundang selera kalau penyajiannya kurang higienis. Sebelum memutuskan membeli makanan di warung atau rumah makan tertentu, perhatikan kondisi lingkungannya apakah cukup bersih. Setelah itu, perhatikan baik-baik kebersihan tukang masak dan pelayannya. Kalau pakaian dan kuku mereka kotor, itu sudah lampu merah untuk Anda.

Ini namanya Penang laksa, favorit saya dan dijamin enak! 

Tanyakan harganya

 Banyak orang gengsi menanyakan harga makanan yang hendak dibeli. Bagi penduduk lokal, hal tersebut tak menjadi masalah karena mereka tahu persis harga yang berlaku. Tapi bagi turis, perilaku gengsi ini bisa mengundang tindak penipuan. Bagi banyak orang, terasa tabu memprotes harga yang harus dibayar saat makanan sudah habis disantap. Bisa dipastikan, orang yang punya maksud jelek akan memanfaatkan tabu ini untuk menguras isi kantong Anda.

Kalau Anda benar-benar enggan bertanya soal harga makanan, sebaiknya pilih rumah makan yang mencantumkan harga di daftar menu mereka. Tapi, tempat makan lokal biasanya jarang mencantumkan harga. Risikonya, pilihan Anda menjadi jauh lebih sedikit.

Ikut kursus memasak 

Di tempat-tempat wisata terkenal banyak ditawarkan kursus memasak singkat untuk turis. Kalau tertarik dengan hidangan lokal, mengapa tak mencoba memasaknya sendiri? Resep yang Anda pelajari bisa dipraktikkan di rumah. Anggota keluarga yang tidak ikut melancong bisa Anda bawa “jalan-jalan” dengan mengenalkan masakan daerah yang Anda kunjungi. Oleh-oleh yang sangat mengesankan, bukan?

Baca juga: 

Asyiknya Wisata Kuliner di Bangkok
Makan Sandwich Ikan di Bawah Jembatan Galata
Manila Kecil di Tengah-tengah Dubai