Beranda

    Social Items

Saat mengunjungi negara miskin atau negara berkembang, Anda mungkin akan sering menemui pengemis dan gelandangan. Bahkan di negara yang tergolong kaya sekalipun, masih saja kita menemukan orang-orang yang tidak beruntung ini.

Sebagian dari kita mungkin tak tahu bagaimana harus bersikap saat menghadapi peminta-minta. Kita bisa saja mengabaikan mereka, tapi apakah tindakan tersebut bijaksana? Di sisi lain kita ingin memberi, tapi ternyata masalahnya tidaklah sederhana. Selain ada cukup banyak peminta-minta, kita juga menghadapi masalah pengemis anak-anak dan orang-orang yang agresif ketika meminta uang. Lalu bagaimana sikap yang bijaksana untuk menghadapi kenyataan ini?

Baca juga: Supaya Liburan Tidak Bikin Pailit

Hargai mereka

Hal yang perlu kita sadari adalah pengemis dan gelandangan itu juga manusia. Mereka memiliki perasaan sama seperti kita dan akan merasa tersakiti kalau keberadaannya diabaikan. Meskipun Anda memilih tidak memberi, jangan menunjukkan sikap yang merendahkan peminta-minta, apalagi seolah jijik saat melihat mereka.

Cukup gelengkan kepala sambil tersenyum kalau Anda tidak ingin memberi. Sebaliknya, jangan pula merasa menjadi pahlawan setelah memberi beberapa uang receh. Ingatlah, hal itu tidak akan merubah hidup penerimanya. Anda tidak patut disembah hanya karena bantuan kecil itu.

Tak harus memberi uang

Kalau Anda merasa porsi hidangan yang akan Anda santap terlalu besar, tak ada salahnya berbagi makanan tersebut dengan pengemis. Harap diperhatikan, jangan sekali-sekali memberi makanan sisa. Lebih baik lagi kalau Anda membelikan makanan yang persis sama seperti yang sedang Anda santap. Tindakan ini jauh lebih memanusiawikan mereka daripada sekadar memberi uang receh.

Saya sendiri sering memberikan t-shirt yang saya bawa saat perjalanan hampir selesai. Saya pikir, daripada harus membayar biaya bagasi, lebih baik sebagian pakaian disumbangkan kepada yang membutuhkan. Anda patut curiga kalau ada pengemis menolak pemberian ini dan berkeras meminta uang. Hampir bisa dipastikan ia adalah anggota sindikat pengemis yang mengambil keuntungan dari kehandiran turis.

Benda yang kita berikan memang tak seberapa nilainya dan tak bisa mengubah kehidupan mereka. Namun yang terpenting kita sudah menunjukkan kepedulian serta berusaha menghargai semua orang, termasuk pengemis dan gelandangan.

Baca juga: Etika Menginap di Hostel

Tegas dengan pengemis anak-anak

Sungguh miris menyaksikan anak-anak tiduran di pinggir jalan sambil meminta-minta. Penampilan mereka juga sangat membuat iba. Badannya terlihat sangat kotor, bahkan ada yang tidak mengenakan pakaian. Pemandangan ini adalah ujian terberat yang harus dihadapi wisatawan.

Karena merasa kasihan, banyak turis dengan gampangnya memberi uang. Tapi perlu kita sadari, memberi uang pada pengemis anak-anak akan mendatangkan konsekuensi yang amat buruk. Makin besar uang yang diterima anak-anak itu, makin kecil keinginannya untuk melanjutkan sekolah. Buat apa capek-capek sekolah kalau mengemis saja bisa dapat uang?

Lagipula, belum tentu uang yang diterima akan digunakan sendiri oleh anak-anak itu. Bisa jadi uangnya diserahkan kepada orang tuanya, atau lebih parah lagi disetor kepada kepala sindikat pengemis. Jangan sampai kehadiran kita justru menyuburkan budaya mengemis. Bukannya menolong, kita malah membuat keadaan menjadi lebih buruk. Untuk memutus mata rantai ini, kita seharusnya tidak memberi uang kepada pengemis anak-anak. Kalau Anda merasa iba, lebih baik memberikan makanan, pakaian atau peralatan sekolah.


Pilih yang benar-benar perlu dibantu

Kebanyakan dari kita memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas sehingga tak bisa memberi bantuan secara massif. Karena kita memiliki keterbatasan, pilihlah orang yang benar-benar membutuhkan bantuan, misalnya lansia dan orang cacat. Mungkin Anda sering melihat orang yang masih muda dan bisa bekerja ikut juga meminta-minta. Sebenarnya tak ada yang salah memberikan sesuatu pada seseorang. Namun berilah prioritas pada mereka  yang lebih membutuhkan.

Baca juga: Siapa Bilang Backpacking ke Cina Sulit?

Jangan takut berkata tidak

Kadang kala pengemis yang kita jumpai bersikap sangat agresif. Meskipun kita telah menggelengkan kepala, ia terus membuntuti sampai kita menyerah lalu memberi uang. Menurut saya, lebih baik merasa bersalah karena tidak memberi, daripada memberi karena terpojok atau terpaksa. Pengemis juga harus mengerti, meminta pun harus dengan cara yang baik. Kalau Anda mentoleransi sikap ini, peminta-minta akan bertindak lebih berani lagi saat berhadapan dengan turis lainnya.

Terlibat dalam kegiatan sosial

Kita harus paham, memberi uang pada pengemis yang ditemui di jalan sebenarnya tidak mengubah apapun, kecuali menghindarkannya dari rasa lapar pada hari itu saja. Amal dan sedekah kita akan jauh lebih berarti kalau kita terlibat langsung dalam kegiatan sosial. Misalnya mengajar di sekolah yang menampung anak jalanan, atau melatih remaja-remaja putus sekolah dengan ketrampilan yang bisa digunakannya untuk mendapatkan uang. Ada banyak cara untuk membantu orang lain tanpa mengeluarkan uang. Ini bahkan jauh lebih bermanfaat karena bisa mengubah hidup seseorang.

Saat Turis Harus Berhadapan dengan Pengemis

Saat mengunjungi negara miskin atau negara berkembang, Anda mungkin akan sering menemui pengemis dan gelandangan. Bahkan di negara yang tergolong kaya sekalipun, masih saja kita menemukan orang-orang yang tidak beruntung ini.

Sebagian dari kita mungkin tak tahu bagaimana harus bersikap saat menghadapi peminta-minta. Kita bisa saja mengabaikan mereka, tapi apakah tindakan tersebut bijaksana? Di sisi lain kita ingin memberi, tapi ternyata masalahnya tidaklah sederhana. Selain ada cukup banyak peminta-minta, kita juga menghadapi masalah pengemis anak-anak dan orang-orang yang agresif ketika meminta uang. Lalu bagaimana sikap yang bijaksana untuk menghadapi kenyataan ini?

Baca juga: Supaya Liburan Tidak Bikin Pailit

Hargai mereka

Hal yang perlu kita sadari adalah pengemis dan gelandangan itu juga manusia. Mereka memiliki perasaan sama seperti kita dan akan merasa tersakiti kalau keberadaannya diabaikan. Meskipun Anda memilih tidak memberi, jangan menunjukkan sikap yang merendahkan peminta-minta, apalagi seolah jijik saat melihat mereka.

Cukup gelengkan kepala sambil tersenyum kalau Anda tidak ingin memberi. Sebaliknya, jangan pula merasa menjadi pahlawan setelah memberi beberapa uang receh. Ingatlah, hal itu tidak akan merubah hidup penerimanya. Anda tidak patut disembah hanya karena bantuan kecil itu.

Tak harus memberi uang

Kalau Anda merasa porsi hidangan yang akan Anda santap terlalu besar, tak ada salahnya berbagi makanan tersebut dengan pengemis. Harap diperhatikan, jangan sekali-sekali memberi makanan sisa. Lebih baik lagi kalau Anda membelikan makanan yang persis sama seperti yang sedang Anda santap. Tindakan ini jauh lebih memanusiawikan mereka daripada sekadar memberi uang receh.

Saya sendiri sering memberikan t-shirt yang saya bawa saat perjalanan hampir selesai. Saya pikir, daripada harus membayar biaya bagasi, lebih baik sebagian pakaian disumbangkan kepada yang membutuhkan. Anda patut curiga kalau ada pengemis menolak pemberian ini dan berkeras meminta uang. Hampir bisa dipastikan ia adalah anggota sindikat pengemis yang mengambil keuntungan dari kehandiran turis.

Benda yang kita berikan memang tak seberapa nilainya dan tak bisa mengubah kehidupan mereka. Namun yang terpenting kita sudah menunjukkan kepedulian serta berusaha menghargai semua orang, termasuk pengemis dan gelandangan.

Baca juga: Etika Menginap di Hostel

Tegas dengan pengemis anak-anak

Sungguh miris menyaksikan anak-anak tiduran di pinggir jalan sambil meminta-minta. Penampilan mereka juga sangat membuat iba. Badannya terlihat sangat kotor, bahkan ada yang tidak mengenakan pakaian. Pemandangan ini adalah ujian terberat yang harus dihadapi wisatawan.

Karena merasa kasihan, banyak turis dengan gampangnya memberi uang. Tapi perlu kita sadari, memberi uang pada pengemis anak-anak akan mendatangkan konsekuensi yang amat buruk. Makin besar uang yang diterima anak-anak itu, makin kecil keinginannya untuk melanjutkan sekolah. Buat apa capek-capek sekolah kalau mengemis saja bisa dapat uang?

Lagipula, belum tentu uang yang diterima akan digunakan sendiri oleh anak-anak itu. Bisa jadi uangnya diserahkan kepada orang tuanya, atau lebih parah lagi disetor kepada kepala sindikat pengemis. Jangan sampai kehadiran kita justru menyuburkan budaya mengemis. Bukannya menolong, kita malah membuat keadaan menjadi lebih buruk. Untuk memutus mata rantai ini, kita seharusnya tidak memberi uang kepada pengemis anak-anak. Kalau Anda merasa iba, lebih baik memberikan makanan, pakaian atau peralatan sekolah.


Pilih yang benar-benar perlu dibantu

Kebanyakan dari kita memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas sehingga tak bisa memberi bantuan secara massif. Karena kita memiliki keterbatasan, pilihlah orang yang benar-benar membutuhkan bantuan, misalnya lansia dan orang cacat. Mungkin Anda sering melihat orang yang masih muda dan bisa bekerja ikut juga meminta-minta. Sebenarnya tak ada yang salah memberikan sesuatu pada seseorang. Namun berilah prioritas pada mereka  yang lebih membutuhkan.

Baca juga: Siapa Bilang Backpacking ke Cina Sulit?

Jangan takut berkata tidak

Kadang kala pengemis yang kita jumpai bersikap sangat agresif. Meskipun kita telah menggelengkan kepala, ia terus membuntuti sampai kita menyerah lalu memberi uang. Menurut saya, lebih baik merasa bersalah karena tidak memberi, daripada memberi karena terpojok atau terpaksa. Pengemis juga harus mengerti, meminta pun harus dengan cara yang baik. Kalau Anda mentoleransi sikap ini, peminta-minta akan bertindak lebih berani lagi saat berhadapan dengan turis lainnya.

Terlibat dalam kegiatan sosial

Kita harus paham, memberi uang pada pengemis yang ditemui di jalan sebenarnya tidak mengubah apapun, kecuali menghindarkannya dari rasa lapar pada hari itu saja. Amal dan sedekah kita akan jauh lebih berarti kalau kita terlibat langsung dalam kegiatan sosial. Misalnya mengajar di sekolah yang menampung anak jalanan, atau melatih remaja-remaja putus sekolah dengan ketrampilan yang bisa digunakannya untuk mendapatkan uang. Ada banyak cara untuk membantu orang lain tanpa mengeluarkan uang. Ini bahkan jauh lebih bermanfaat karena bisa mengubah hidup seseorang.

Tidak ada komentar

Punya pertanyaan atau komentar? Tuliskan di sini...