Saya cukup sering membaca atau menonton berita soal jemaah umrah yang gagal berangkat gara-gara agen perjalanannya bermasalah. Tapi saya sungguh tak pernah membayangkan kalau masalah tersebut menimpa keluarga saya sendiri. Bahkan masalahnya jauh lebih rumit. Keluarga saya sudah diberangkatkan ke Mekkah, namun ditelantarkan oleh agen perjalanan mereka tanpa tahu kapan akan dipulangkan. Sampai saat tulisan ini diposting, mereka masih terkatung-katung di Arab Saudi. Ibadah umrah yang harusnya dijalankan dengan khusyuk, berubah menjadi mimpi buruk yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Saat Om dan Tante saya mengabarkan bahwa mereka hendak menunaikan ibadah umrah di Mekkah, saya sudah menaruh curiga dengan PT Nusa Kharisma Baraka (NKB), perusahaan agen perjalanan yang mengurus keberangkatan mereka. Awalnya Tante saya memberi kabar bahwa ia akan berangkat tanggal 19 April 2014, dan saya sudah menyiapkan diri untuk mengunjungi mereka di Mekkah (saya sekarang berdomisili di Jeddah yang jaraknya 1 jam perjalanan dari Mekkah). Ternyata keberangkatan mereka ditunda karena alasan visa belum jadi. Tante saya kemudian mengabarkan bahwa rombongannya dijanjikan bisa berangkat tanggal 23 April 2014. Sampai di sini saya belum terlalu kaget, tapi kejadiannya berikutnya benar-benar membuat saya syok.
Singkat cerita, tanggal 23 April 2014, Om dan Tante saya beserta rombongannya yang berjumlah 45 orang bertolak ke bandara Soeta untuk terbang ke Jeddah menggunakan pesawat Malaysia Airlines. Kejadian berikutnya benar-benar di luar dugaan. Setelah sampai di bandara, mereka baru di beri tahu bahwa tak bisa berangkat hari itu lagi-lagi karena masalah visa yang belum jadi. Staf PT NKB berjanji akan memberangkatkan mereka keesokan harinya, yakni tanggal 24 April 2014. Semua jemaah umrah kemudian dikirim ke hotel yang berlokasi dekat bandara.
Janji tinggal janji, keesokan harinya ternyata jemaah masih belum bisa berangkat. Kejadian berikutnya benar-benar menguji kesabaran Om dan Tante saya. Bayangkan, mereka harus berpindah-pindah hotel sebanyak 4 kali dan menunggu sampai 8 hari baru bisa diberangkatkan. Setelah bernegosiasi, akhirnya Om dan Tante saya bisa berangkat ke Jeddah tanggal 1 Mei 2014 dengan pesawat Malaysia Airlines. Patut dicatat, rombongan yang berangkat hanya 6 orang, sisanya masih harus menunggu tanpa kepastian.
Setelah tiba dengan selamat di Arab Saudi, Om dan Tante saya justru mengalami masalah yang lebih pelik. Masalah pertama adalah soal fasilitas hotel di Mekkah yang ternyata jauh di bawah standar, tak seperti yang dijanjikan semula. Hal lainnya yang bikin nelangsa adalah mereka tak kunjung bisa pulang karena PT NKB kabarnya mengalami kesulitan keuangan untuk membayar tiket pulang jemaah! Mereka dijanjikan bisa pulang tanggal 8 Mei 2014, tapi sampai saat tulisan ini diposting (tanggal 13 Mei), mereka masih ter katung-katung di Mekkah tanpa diberi tahu kapan bisa pulang.
Pihak keluarga yang berada di Jakarta sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menghubungi jajaran manajemen PT NKB, namun mereka tak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. Pihak keluarga kami di Jakarta sudah berusaha menelepon H. Mirza Muhrosni Aroma (Direktur Utama PT NKB) dan Yudhy Harsujudhy (Komisaris Utama PT NKB), namun panggilan telepon tak pernah dijawab. Kemarin, (tanggal 12 Mei 2014), pihak keluarga di Jakarta juga sudah berusaha mendatangi kantor PT NKB (beralamat di Gedung PKMI Pusat Lt.1, Jalan Kramat Sentiong 49A, Jakarta Pusat, Telp 085280851212), namun kantor tersebut ternyata kosong melompong. Tak terlihat satu pun staf yang bisa dimintai keterangan soal jemaah umrah mereka yang terlantar di Mekkah.
Om dan Tante saya beserta anggota rombongan lainnya kini juga dihadapkan pada masalah sewa hotel dan katering yang nampaknya tak bisa ditanggung lagi oleh PT NKB dalam beberapa hari ke depan. Bayangkan kalau sampai mereka terusir dari hotel dan tak mendapat fasilitas katering, makin lengkaplah penderitaan yang dialami. Staf PT NKB sendiri yang mendapingi jemaah di Mekkah masih belum bisa memberi penjelasan karena bos mereka di Jakarta sulit dihubungi.
Saya masih berharap, pihak manajemen PT NKB mau menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. Kami sangat menyesalkan sikap jajaran manajemen PT NKB yang menolak berkomunikasi, lari dari tanggung jawabnya untuk memulangkan jemaah umrah yang terlantar di Mekkah. Jika jajaran manajemen masih tak mau menyelesaikan masalah ini secara baik-baik, kami tak akan segan-segan untuk menempuh jalur hukum. Kerugian pihak keluarga kami sudah sangat besar. Tak terhitung lagi soal kerugian moriil karena tak bisa menjalankan ibadah umrah dengan khusyuk akibat tersandung masalah ini.
Saya juga ingin mengingatkan kepada calon jemaah umrah lainnya yang sudah mendaftar melalui PT NKB. Anda harus berhati-hati karena perusahaan ini sedang terlibat masalah besar. Jangan pernah mau diberangkatkan kalau visa, tiket berangkat dan tiket pulangnya belum dikonfirmasi. Ini juga peringatan untuk calon jemaah umrah lainnya. Pastikan soal penting ini sudah diurus sebaik-baiknya oleh agen perjalanan sebelum Anda berangkat ke bandara dan terbang ke Arab Saudi.
Tidak ada komentar
Punya pertanyaan atau komentar? Tuliskan di sini...