Di tengah rimba bangunan kaca dan beton di pusat kota Kuala Lumpur, ternyata masih ada sebuah kampung tradisional yang terlihat begitu kontras dengan gedung-gedung modern di sekitarnya. Kawasan ini disebut Kampung Baru dan berlokasi sekitar satu kilometer saja dari Menara Petronas.
Karena lokasinya yang sangat strategis, harga tanah di kampung ini ditaksir mencapai 1,4 milyar dollar, atau sekitar 13 trulyun rupiah! Harga yang sungguh fantantis, menjadikan Kampung Baru sebagai kampung termahal di Kuala Lumpur. Tapi para pemilik lahan di sini tak tergiur menjualnya sebab Kampung Baru punya nilai historis yang sangat tinggi bagi etnis melayu di malaysia.
Didirikan pada 1899 oleh pemerintah kolonial Inggris, Kampung Baru merupakan pusat hunian etnis Melayu yang tertua di Kuala Lumpur. Pemerintah kolonial Inggris waktu itu sengaja mendirikan pemukiman ini untuk menjaga identitas kaum melayu yang makin terdesak oleh pendatang dari Cina dan India.
Menyusuri jalanan Kampung Baru seperti membawa kita kembali ke masa lalu Kuala Lumpur. Tanpa melihat latar belakang yang dipenuhi gedung-gedung raksasa, kita tak akan sadar sedang berada di salah satu kota paling modern di Asia Tenggara.
Kampung Baru terlihat begitu antik dengan rumah-rumah panggung gaya Melayu yang kini sudah sangat sulit untuk ditemui di kawasan lain di Kuala Lumpur. Memang tak semua bangunan terawat dengan baik, tapi itu justru menambah nuansa keasliannya. Apalagi penduduk kampung ini didominasi etnis Melayu, menjadikannya terasa berbeda dengan kawasan pusat kota lainnya seperti Jalan Petaling yang didominasi etnis Cina.
Tetapi para pendukung penggusuran memberi alasan, Kampung Baru kini sudah menjadi sarang pelaku kriminal dan pengedar narkoba. Rumah-rumah di Kampung Baru kebanyakan tak dihuni pemiliknya yang asli, tapi disewakan pada pekerja imigran dari Indonesia. Benarkan demikian kondisinya?
Rasanya berlebihan kalau ada yang bilang kampung ini tidak aman. Buktinya banyak orang bisa menikmati suasana Kampung Baru, terutama pencinta wisata kuliner. Soal pemberantasan narkoba, harusnya bandarnya yang ditangkap, bukan kampung bernilai historis yang digusur. Kalau saja bangunan lama di Kampung Baru bisa direnovasi, pasti makin banyak turis yang tertarik untuk datang. Bukankah itu juga bisa mendatangkan uang?
Baca juga:
Karena lokasinya yang sangat strategis, harga tanah di kampung ini ditaksir mencapai 1,4 milyar dollar, atau sekitar 13 trulyun rupiah! Harga yang sungguh fantantis, menjadikan Kampung Baru sebagai kampung termahal di Kuala Lumpur. Tapi para pemilik lahan di sini tak tergiur menjualnya sebab Kampung Baru punya nilai historis yang sangat tinggi bagi etnis melayu di malaysia.
Segelas es Milo dan Menara Petronas |
Tak semua peta wisata Kuala Lumpur memberi informasi tentang Kampung Baru. Namun berbekal peta yang dikopi dari internet, saya berhasil menemukan lokasinya dengan sangat mudah. Stasiun LRT Kampung Baru hanya berjarak satu perhentian saja dengan Stasiun LRT KLCC. Alternatif lainnya, Anda bisa menggunakan monorel dan turun di Stasiun Medan Tuanku.
Menara KL dan rumah panggung melayu |
Kampung Baru terlihat begitu antik dengan rumah-rumah panggung gaya Melayu yang kini sudah sangat sulit untuk ditemui di kawasan lain di Kuala Lumpur. Memang tak semua bangunan terawat dengan baik, tapi itu justru menambah nuansa keasliannya. Apalagi penduduk kampung ini didominasi etnis Melayu, menjadikannya terasa berbeda dengan kawasan pusat kota lainnya seperti Jalan Petaling yang didominasi etnis Cina.
Banyak makanan enak dan harganya murah-murah! |
Bisa jadi ini lapangan bola termahal di KL karena harga tanah di sini luar biasa tinggi |
Bagi pecinta wisata kuliner, Kampung Baru adalah tempat terbaik untuk berburu makanan lokal. Hidangan khas melayu seperti nasi lemak, es kacang dan bubur lambuk, bisa didapatkan di sini dengan harga lumayan murah. Hanya dengan lima ringgit saja, Anda sudah bisa makan kenyang!
Namun di balik eksotisme Kampung Baru, ada ketegangan antara penduduk setempat dengan sekumpulan investor yang ingin mengembangkan kampung ini menjadi kawasan hunian modern. Penduduk akan diberi ganti rugi yang menggiurkan, namun tak semua bersedia menjual rumahnya. Beberapa orang bahkan memasang spanduk yang isinya menolak rencana penggusuran.
Namun di balik eksotisme Kampung Baru, ada ketegangan antara penduduk setempat dengan sekumpulan investor yang ingin mengembangkan kampung ini menjadi kawasan hunian modern. Penduduk akan diberi ganti rugi yang menggiurkan, namun tak semua bersedia menjual rumahnya. Beberapa orang bahkan memasang spanduk yang isinya menolak rencana penggusuran.
Spanduk berisi penentangan rencana pengusuran Kampung Baru |
Rumah kampung dengan latar belakang gedung modern |
Rasanya berlebihan kalau ada yang bilang kampung ini tidak aman. Buktinya banyak orang bisa menikmati suasana Kampung Baru, terutama pencinta wisata kuliner. Soal pemberantasan narkoba, harusnya bandarnya yang ditangkap, bukan kampung bernilai historis yang digusur. Kalau saja bangunan lama di Kampung Baru bisa direnovasi, pasti makin banyak turis yang tertarik untuk datang. Bukankah itu juga bisa mendatangkan uang?
Baca juga: